Gunung Anak Krakatau (GAK) yang berada di Selat Sunda, tercatat mulai menunjukkan aktif kembali. Sejak Kamis (28/10) hingga Jumat (29/10), terjadi peningkatan gerakan gugusan letusan kecil mencapai 1.000 meter.
Kepala Pos Pemantau GAK, Desa Canti, Lampung Selatan, Andi Suwardi, mengatakan peningkatan aktivitas GAK sudah terjadi sejak Senin (25/10), namun kondisi gunung secara aktif meningkat tinggi pada Kamis dan Jumat ini. "Saat ini status Gunung Anak Krakatau masih Waspada, belum ada peningkatan hingga Jumat ini," kata Andi kepada Republika, Jumat (29/10).
Ia mengatakan status waspada untuk GAK sudah sejak lama, mengingat aktivitas gunung berapi ini, masih terus meningkat tingkat kegempaannya. Untuk itu, ia mengingatkan nelayan dan wisatawan dilarang mendekat dan mendarat di sekitar gunung. "Nelayan dan wisatawan jangan mendekat apalagi mendarat di gunung. Jarak yang dilarang mendekat radius lima kilometer," tegasnya.
Menurut Andi, pihaknya terus melakukan pemantauan dan pencatatan terhadap pergerakan kegempaan dan letusan yang terjadi, untuk mengantisipasi terjadinya letusan. Kepada warga sekitar, harapnya, untuk terus waspada, agar dapat terhindar dari hal yang tidak diinginkan.
GAK adalah bagian dari induknya Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1883, yang menewaskan ribuan orang. Sejak itu, belum ada letusan sedahsyat dari tahun 1883. GAK beberapa kali menunjukkan keaktifan gunung berapinya, namun masih dalam status waspada.
Sumber informasi: REPUBLIK.CO.ID
Kepala Pos Pemantau GAK, Desa Canti, Lampung Selatan, Andi Suwardi, mengatakan peningkatan aktivitas GAK sudah terjadi sejak Senin (25/10), namun kondisi gunung secara aktif meningkat tinggi pada Kamis dan Jumat ini. "Saat ini status Gunung Anak Krakatau masih Waspada, belum ada peningkatan hingga Jumat ini," kata Andi kepada Republika, Jumat (29/10).
Ia mengatakan status waspada untuk GAK sudah sejak lama, mengingat aktivitas gunung berapi ini, masih terus meningkat tingkat kegempaannya. Untuk itu, ia mengingatkan nelayan dan wisatawan dilarang mendekat dan mendarat di sekitar gunung. "Nelayan dan wisatawan jangan mendekat apalagi mendarat di gunung. Jarak yang dilarang mendekat radius lima kilometer," tegasnya.
Menurut Andi, pihaknya terus melakukan pemantauan dan pencatatan terhadap pergerakan kegempaan dan letusan yang terjadi, untuk mengantisipasi terjadinya letusan. Kepada warga sekitar, harapnya, untuk terus waspada, agar dapat terhindar dari hal yang tidak diinginkan.
GAK adalah bagian dari induknya Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1883, yang menewaskan ribuan orang. Sejak itu, belum ada letusan sedahsyat dari tahun 1883. GAK beberapa kali menunjukkan keaktifan gunung berapinya, namun masih dalam status waspada.
Sumber informasi: REPUBLIK.CO.ID
No comments:
Post a Comment