Wednesday, November 3, 2010

Warga Gunung Egon Harus Waspada

Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Yoseph Suryanto minta warga masyarakat di sekitar lereng Gunung Egon di wilayah Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur selalu waspada.

"Tipe gunung api aktif dengan tinggi 1.703 di atas permukaan laut itu sudah mulai menunjukkan aktivitas, sehingga perlu diwaspadai lebih dini," kata Suryanto ketika dihubungi dari Kupang, Rabu, terkait dengan aktivitas gunung merapi itu.

Ia menambahkan pihaknya juga telah melaporkan kepada pemerintah daerah setempat untuk melakukan persiapan dan antisipasi lainnya berdasarkan tahapan-tahapan penanggulangan bencana.

"Pada Rabu (27/10) lalu kawah gunung api Egon tertutup kabut dan mengeluarkan asap, sehingga cukup mengkhawatirkan penduduk di sekitarnya," kata Suryanto.

Ia menambahkan masyarakat yang bermukim di lereng bagian barat dan barat daya pada radius satu kilometer dari Gunung Egon sudah diminta waspada.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi serta Badan Vulkanologi Bandung minta pos pengamatan gunung api di Flores untuk terus memantau aktivitas Gunung Egon dan Gunung Rokatenda di Pulau Palue, sekitar 45 mil dari Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Rokatenda Dionisius Masan Duran yang dihubungi secara terpisah mengatakan secara visual, telah terjadi hembusan asap putih tipis yang muncul dari kawah Rokatenda.

Hembusan awan tipis itu mencapai ketinggian antara 15-25 meter disertai tekanan gas lemah. Kondisi yang sama juga terjadi pada gunung api Egon, kata Duran.

"Dengan meletusnya gunung merapi di Jawa Tengah dan Yogyakarta, kami terus memantau aktivitas gunung Rokatenda, tetapi belum ada aktivitas yang membahayakan," katanya.

Gunung Rokatenda terletak di Pulau Palue di bagian utara Flores, sekitar 45 mil dari Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka. Penduduk di pulau ini tercatat sekitar 30.000 jiwa.

Gunung Egon meletus terakhir pada 2004 yang mengakibatkan puluhan ribu warga yang bermukim di lereng gunung dievakuasi semuanya ke Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka.

Sedangkan Gunung Rokatenda meletus terakhir pada 1973 menyebabkan hujan abu tersebar di seluruh pulau. Aktivitas gunung itu mulai meningkat lagi pada 1981 dan 1984 serta2010.

sumber informasi : ANTARA

Monday, November 1, 2010

Merapi Kembali Meletus

Gunung Merapi kembali meletus dan mengeluarkan awan panas. Gumpalan awan pekat hitam terlihat sekitar pukul 10.00 WIB.

Pantauan VIVAnews.com dari Posko Induk di Pakem, Kaliurang, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin 1 November 2010. Letusan yang besar itu dimuntahkan dari puncak menuju ke arah selatan.

Suasana di Posko Induk langsung haru-biru. Warga dan pengungsi yang berada di dekat lokasi langsung panik. "Ini kemungkinan lebih besar dari yang sudah ada," kata warga setempat. Hembusan awan panas, lebih tinggi dari letusan Selasa 26 Oktober 2010.

Hingga kini, letusan yang mengeluarkan awan hitam pekat itu masih berlangsung. Abu vulkanik belum terasa di sekitar Pakem, Kaliurang. Abu vulkanik juga terlihat mengarah ke arah Timur. Warga di himbau agar tidak panik. Abu vulkanik sudah mulai dirasakan oleh warga Boyolali dan sekitarnya sejak kemarin malam. Hujan abu vulkanik yang mengguyur kota Boyolali dirasa sangat lebat. Sehingga, rumah warga dan jalan - jalan di kota susu ini penuh dengan abu vulkanik.

Dua kali letusan besar terjadi di Merapi. Pada 26 Oktober, wedhus gembel menewaskan sekitar 37 orang. Pada Minggu 31 Oktober dini hari sempat terjadi dentuman yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Pada Minggu petang juga terjadi empat kali awan panas.

"Seperti sudah saya prediksi. Letusan Merapi kali ini tiga kali lebih besar dari 1997, 2001, dan 2006," ujar Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi, Surono, kepada VIVAnews.com, pagi tadi.

Sunday, October 31, 2010

Semangat Relawan Pulau Mentawai

Meminjam salah satu judul lagu band rock Tanah Air, Serius, Rocker Juga Manusia. Begitu juga seorang aparat polisi juga sama, manusia. Sudah dapat dipastikan bahwa mereka punya rasa dan punya hati. Hal ini pun dirasakan Direktur Polisi Air Kepolisian Daerah Sumbar Ajun Komisaris Besar Polisi Makhruzi Rahman yang bertugas di Kepulauan Mentawai dalam rangka peduli korban gempa dan tsunami.

Semangat melaksanakan tugas tidak pernah surut untuk mendistribusikan bantuan ke berbagai titik-titik lokasi di dusun-dusun yang terkena musibah tsunami di Kepulauan Mentawai. Meskipun demikian, tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang petugas keamanan perairan cukup berat di tengah kondisi cuaca yang belakangan ini kurang mendukung.

Praktis, mau tidak mau Makhruzi harus bertugas. Terlebih ini merupakan tugas misi kemanusiaan dalam rangka untuk membantu korban tsunami di Kepulauan Mentawai, yang saat ini sangat membutuhkan bantuan. "Saya yang paling kasihan kalau lihat warga yang mengaku belum makan satu hari, dua hari," ujar Makhruzi dalam obrolan dengan sejumlah wartawan saat menuju ke titik lokasi korban guna mendistribusikan bahan logistik, Ahad (31/10).

Melihat kondisi tersebut Makhruzi pun miris. Ia tergugah dan terpacu untuk menjalankan tugasnya dengan lebih semangat agar mendistribusikan bahan logistik yang dibutuhkan oleh korban. "Aku nggak tega kalau menemukan warga yang kelaparan seperti itu," ujarnya prihatin.

Pria paruh baya itu berharap semua bantuan dapat sampai ke semua titik-titik yang dibutuhkan oleh korban tsunami di Kepulauan Mentawai.

sumber informasi : Liputan6.com

Friday, October 29, 2010

Krakatau Aktif Kembali

Gunung Anak Krakatau (GAK) yang berada di Selat Sunda, tercatat mulai menunjukkan aktif kembali. Sejak Kamis (28/10) hingga Jumat (29/10), terjadi peningkatan gerakan gugusan letusan kecil mencapai 1.000 meter.

Kepala Pos Pemantau GAK, Desa Canti, Lampung Selatan, Andi Suwardi, mengatakan peningkatan aktivitas GAK sudah terjadi sejak Senin (25/10), namun kondisi gunung secara aktif meningkat tinggi pada Kamis dan Jumat ini. "Saat ini status Gunung Anak Krakatau masih Waspada, belum ada peningkatan hingga Jumat ini," kata Andi kepada Republika, Jumat (29/10).

Ia mengatakan status waspada untuk GAK sudah sejak lama, mengingat aktivitas gunung berapi ini, masih terus meningkat tingkat kegempaannya. Untuk itu, ia mengingatkan nelayan dan wisatawan dilarang mendekat dan mendarat di sekitar gunung. "Nelayan dan wisatawan jangan mendekat apalagi mendarat di gunung. Jarak yang dilarang mendekat radius lima kilometer," tegasnya.

Menurut Andi, pihaknya terus melakukan pemantauan dan pencatatan terhadap pergerakan kegempaan dan letusan yang terjadi, untuk mengantisipasi terjadinya letusan. Kepada warga sekitar, harapnya, untuk terus waspada, agar dapat terhindar dari hal yang tidak diinginkan.

GAK adalah bagian dari induknya Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1883, yang menewaskan ribuan orang. Sejak itu, belum ada letusan sedahsyat dari tahun 1883. GAK beberapa kali menunjukkan keaktifan gunung berapinya, namun masih dalam status waspada.

Sumber informasi: REPUBLIK.CO.ID

Thursday, October 28, 2010

Korban Tewa Mentawai Kian Bertambah


Jumlah korban tewas akibat gempa 7,2 SR dan tsunami yang melanda Pulau Pagai, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumbar dikabarkan oleh ANTARA sudah mencapai 337 orang. Korban yang meninggal akibat tsunami di kepulauan Mentawai kini mulai mengeluarkan bau menyengat. Hal ini dikarenakan banyak korban meninggal yang belum ditemukan dan terbatasnya jumlah kantong mayat yang disediakan oleh tim SAR.

"Bau busuk mulai menusuk hidung, apalagi pada malam hari, ketika mau melakukan evakuasi terhadap korban gempa dan tsunami," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Mentawai, Joskamtir, Kamis (28/10).

Data tersebut dikutip dari Pusat Layanan Informasi Gempa Mentawai di Posko Kantor Kecamatan Sikakap Selatan, Mentawai.

Sedangkan jumlah warga dilaporkan hilang yang belum ditemukan terdata 334 orang.
Kemudian jumlah korban luka berat tercatat 264 orang dan luka ringan 140 orang.

Jumlah rumah warga rusak berat dan hilang diseret tsunami terdata sebanyak 486 unit, rusak ringan 200 orang.

Wednesday, October 27, 2010

Korban Merapi Bertambah

Jumlah korban letusan Merapi telah bertambah dari 13 orang menjadi 16 orang. Korban ditemukan di sekitar rumah Mbah Marijan Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Komandan Angkatan Laut Kolonel Pramono mengatakan, tim ini saat menuju rumah Mbah Maridjan untuk melakukan evakuasi menemukan sebanyak 12 mayat, belum termasuk mayat yang ditemukan di rumah Mbah Maridjan sebanyak empat orang.

Ia mengatakan timnya yang beranggotakan 33 orang itu bersama dengan tim lain harus melewati rintangan untuk menuju kediaman Mbah Marijan dalam melakukan evakuasi. Sementara itu, dua relawan Palang Merah Indonesia (PMI) tewas bersama 14 orang lain di sekitar rumah juru kunci Gunung Merapi Mbah Maridjan. Relawan itu tewas terkena awan panas ketika akan menjemput Mbah Maridjan.

"Relawan PMI tersebut bernama Tutur Priyono dan kini berada di Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta," kata Sekretaris PMI Kecamatan Pakem Wahyu Dwi Hantoro. Menurut dia, Tutur tewas saat akan menjemput Mbah Maridjan. Tutur terkena awan panas Gunung Merapi. Nama relawan PMI lainnya yang tewas diketahui bernama Wahono.



Saat ini jenazah korban awan panas Gunung Merapi yang tewas di sekitar rumah Mbah Maridjan tengah diidentifikasi di RS Dr Sardjito Yogyakarta. Hingga saat ini baru berhasil diidentifikasi sebanyak sembilan korban meninggal akibat awan panas.

Berikut nama-nama korban letusan Gunung Merapi yang hingga kini masih diidentifikasi di RS Dr Sardjito Yogyakarta 1. Yuniawan Wahyu Nugroho (wartawan VIVAnews), 2. Suparno (warga Dusun Kinahrejo), 3. Wahono (relawan PMI), 4. Imam ( warga Kinahrejo), 5. Sipon (warga Dusun Kinahrejo), 6. Tutur Priyono (relawan PMI), 7. Murkiman (warga Kinahrejo), 8. Nyonya Puji Sasono (warga Kinahrejo), dan 9. Barno Utama (warga Kinahrejo).

Monday, October 25, 2010

Kurs Rupiah Stabil

Kurs rupiah terhadap dolar AS dikabarkan pada berita ANTARA siang ini 25 Oktober 2010 di pasar spot antarbank Jakarta, Senin pagi cenderung stabil, karena pelaku pasar belum aktif masuk kepasar, mereka menunggu informasi baik yang muncul di pasar internal maupun pasar eksternal.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun satu poin menjadi Rp8.926-Rp8.936 per dolar dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp8.925-Rp8.935.

Direktur sebuah lembaga keuangan, Farial Anwar di Jakarta, Senin mengatakan, pergerakan rupiah pada level tersebut dinilai bagus yang diperkirakan terus bertahan sampai akhir tahun ini.

Karena pergerakan rupiah itu terus dipantau oleh Bank Indonesia yang menghendaki dalam kisaran sempit dan tidak menginginkan dalam kisaran yang melebar, katanya.

Menurut dia, rupiah akan tetap berada dalam kisaran Rp8.920-Rp8.950 per dolar sampai akhir tahun ini.

Hal ini sudah terjadi sejak dua pekan lalu dimana rupiah berada pada level Rp8.920 per dolar, katanya.

Farial Anwar mengatakan, rupiah untuk bisa mencapai level Rp8.900 per dolar sangat sulit sekali, karena BI terus mengeluarkan rupiah dan membeli dolar sehingga cadangan devisa melonjak mencapai 86,6 miliar dolar.

BI juga mempunyai kepentingan terhadap mata uang asing itu, ujarnya.

Ia mengatakan, sejauh mana BI terus berada di pasar, apalagi hot money asing menjelang akhir tahun ini diperkirakan akan meningkat.

Pelaku asing optimis Indonesia masih memberikan nilai tambah yang tinggi, karena mereka akan lebih aktif bermain di pasar saham maupun uang, ucapnya.

Apalagi sejumlah analis menyatakan pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat bahkan bisa mencapai angka tujuh persen melebihi target pemerintah.